Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pj Gubernur Kaltim Ingatkan Dampak Buruk Ketergantungan Berlebihan Terhadap SDA

Penjabat Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim), Akmal Malik menyoroti perilaku ketergantungan akan sumber daya alam yang terjadi saat ini.
Penjabat Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim), Akmal Malik menyoroti perilaku ketergantungan akan sumber daya alam yang terjadi saat ini/Bisnis.com - M. Muntawallie Syarawie
Penjabat Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim), Akmal Malik menyoroti perilaku ketergantungan akan sumber daya alam yang terjadi saat ini/Bisnis.com - M. Muntawallie Syarawie

Bisnis.com, BALIKPAPAN – Penjabat Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim), Akmal Malik menyoroti perilaku ketergantungan akan sumber daya alam yang terjadi saat ini. 

Dia memperingatkan agar tidak bernasib sama seperti negara Nauru, sebuah bangsa pulau di Pasifik Selatan yang pernah bergelimang harta namun kini terjerembab dalam kemiskinan.

“Penyebab utama kejatuhan negara Nauru adalah pengelolaan sumber daya alam yang buruk. Pemerintah Nauru tidak mampu mengelola cadangan fosfat dengan baik, sehingga kekayaannya habis di eksploitasi dengan cepat,” ujarnya belum lama ini.

Lebih lanjut, Dirjen Otonomi Daerah Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) ini menjelaskan bahwa akar permasalahan Nauru terletak pada ketidakmampuan pemerintahannya dalam mengelola cadangan fosfat secara berkelanjutan. 

"Tentunya hal ini tidak boleh sampai terjadi di Kaltim," tandasnya. 

Oleh karena itu, Akmal mendorong transformasi ekonomi Kaltim dari basis ekstraktif menuju sektor-sektor yang lebih berkelanjutan. 

“Transformasi ekonomi dari ekstraktif pertambangan dan non migas bisa menjadi penggerak utama ekonomi Kaltim. Itu harus dilakukan ke sektor lain yang lebih berkelanjutan,” terangnya.

Menurutnya, sektor-sektor seperti pertanian, perkebunan, perikanan, peternakan, dan pariwisata diharapkan menjadi motor baru bagi perekonomian Kaltim di masa depan.

Adapun, Akmal menyadari bahwa transformasi ekonomi bukanlah pekerjaan mudah. Perubahan mindset dari ketergantungan pada pertambangan ke sektor lain membutuhkan waktu dan upaya yang terstruktur. 

“Waktu yang singkat tidak mungkin menyulap perubahan cepat. Jalan satu-satunya adalah mengidentifikasi, memetakan persoalan dan kolaborasi stakeholder,” pungkasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper