Bisnis.com, BALIKPAPAN – Ekspor Kalimantan Timur (Kaltim) ke Amerika Serikat (AS) didominasi produk turunan kelapa sawit dan kayu lapis.
Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan Usaha Kecil Menengah (Disperindagkop UKM) Provinsi Kaltim, Heni Purwaningsih, menyatakan sektor ini menyumbang US$ 23,05 juta pada tahun 2024.
Merujuk pada data Surat Keterangan Asal (SKA) yang dirilis Disperindagkop UKM Kaltim, ekspor sepanjang tahun 2024 bertumpu pada 5 komoditas utama.
Minyak sawit olahan (RBD Palm Oil, RBD Palm Stearin, RBD Palm Olein, dan RBD Palm Kernel Oil) secara kumulatif mendominasi dengan volume 19.349,54 ton dan nilai ekspor mencapai US$ 13,89 juta.
Di sisi lain, sektor kehutanan menyumbang melalui produk kayu lapis Meranti dan jenis kayu lapis lainnya dengan total volume 15.754 meter kubik dan nilai US$ 9.163.784,84.
Memasuki tahun 2025, geliat ekspor Kaltim ke Negeri Paman Sam belum menunjukkan tanda-tanda meredup.
Baca Juga
Pada periode Januari hingga Maret 2025, nilai ekspor telah mencapai US$ 8,32 juta. Namun, komposisi komoditas mengalami sedikit pergeseran.
Meskipun produk turunan kelapa sawit masih memegang peranan penting dengan ekspor RBD Palm Stearin sebesar 2.149,83 ton senilai US$ 2,66 juta, kayu lapis Meranti justru mencatatkan volume lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya, yakni 8.664,05 MTQ dengan nilai US$ 5,58 juta.
Menariknya, muncul komoditas baru dalam daftar ekspor, yaitu suku cadang mesin pemboran dengan volume 162 kg dan nilai US$ 6.520,00.
Adapun, Heni menuturkan Pemerintah Provinsi Kaltim akan mengikuti langkah pemerintah pusat yang telah membentuk satuan tugas khusus untuk menangani dampak dari kebijakan perdagangan baru ini.