Bisnis.com, SAMARINDA — Kabupaten Berau tengah mengakselerasi diversifikasi ekonomi melalui penguatan sektor Usaha, Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) sebagai alternatif berkelanjutan menggantikan dominasi industri batu bara.
Program Business Matching, Pembiayaan, Edukasi, dan Literasi (BIMA Etam) seri kelima menjadi instrumen dengan capaian penyaluran kredit Rp11,4 miliar kepada 149 pelaku usaha mikro hingga menengah.
Skema pembiayaan bervariasi mulai Rp50 juta hingga ratusan juta rupiah diharapkan mampu mengangkat sektor pertanian, perikanan, dan pariwisata sebagai tulang punggung ekonomi masa depan.
"Kami mengembangkan UMKM sebagai sektor alternatif selain pertambangan dan perkebunan, sekaligus sebagai penunjang utama sektor pariwisata unggulan di Berau," ujar Sekda Berau Muhammad Said dalam keterangan resmi, Jumat (25/7/2025).
Said menegaskan komitmen di wilayahnya terhadap transisi ekonomi hijau. Inisiatif yang menghubungkan pelaku UMKM dengan perbankan konvensional, syariah, dan lembaga keuangan seperti Pegadaian ini bertujuan mendobrak asimetri informasi yang selama ini membelenggu akses permodalan.
Menariknya, strategi diversifikasi ekonomi ini tidak sekadar menawarkan alternatif pembiayaan, melainkan juga transformasi fundamental melalui peningkatan literasi keuangan.
Baca Juga
Pelaku UMKM dibekali kemampuan menyusun laporan keuangan komprehensif, seperti neraca laba-rugi dan arus kas serta penguasaan teknologi finansial seperti QRIS dan sistem transfer digital.
Dari aspek kebijakan, pemerintah daerah menerjemahkan visi ekonomi berkelanjutan melalui serangkaian langkah konkret.
Selain menganggarkan pelatihan rutin lintas dinas, Pemkab Berau juga mendorong formalisasi usaha via sistem Online Single Submission (OSS) untuk memperkuat basis data dan akses bantuan.
"Dengan sumber daya alam yang melimpah, kami optimistis UMKM dapat berkembang menjadi unggulan Kalimantan Timur," tuturnya.
Adapun dia menuturkan pemerintah kabupaten juga memprioritaskan perlindungan sosial melalui BPJS Ketenagakerjaan bagi pekerja sektor UMKM, mencerminkan pendekatan holistik terhadap pembangunan ekonomi inklusif.
Melalui pendekatan terintegrasi, diharapkan tercipta ekosistem ekonomi yang tidak lagi bergantung pada volatilitas harga komoditas tambang, melainkan pada kekuatan produktivitas masyarakat lokal yang berkelanjutan.