Bisnis.com, BALIKPAPAN - Musibah pelayaran dan kondisi membahayakan manusia atau orang tenggelam masih dominan terjadi di perairan Kaltim dan Kaltara (Kaltimra). Sepanjang Januari-November 2017, tercatat sebanyak 20 kasus pelayaran, dan 25 kasus kondisi membahayakan manusia terjadi.
“Ya kedua kejadian itu yang mendominasi setiap tahunnya, dan yang terendah adalah laka (kecelakaan) udara," ujar Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Balikpapan (Kaltimra) Gusti Anwar melalui Kasie Ops Octavianto kepada Bisnis Minggu (17/12) sore.
Untuk diketahui, mulai awal tahun sampai hari ini, institusi yang dulunya bernama Basarnas itu mencatat telah melakukan sebanyak 50 kali operasi SAR, dengan jumlah korban yang terdampak mencapai 607 jiwa. Dari jumlah itu, 538 di antaranya berhasil diselamatkan, 58 meninggal dunia, serta 11 lainnya masih berstatus hilang.
“Sampai hari ini masih ada satu operasi pencarian yang masih kami lakukan yaitu pencarian seorang nelayan yang hilang di perairan Nunukan,”
Selain musibah pelayaran dan orang tenggelam, pihaknya juga kerap melakukan operasi SAR terhadap musibah bencana alam yang terjadi. “Sepanjang tahun ini kami juga pastikan untuk musibah penerbangan, nihil," jelasnya.
Ia mengatakan, musibah yang terjadi pada awal semester pertama tahun ini mengalami peningkatan dibanding 2016, sebesar 30 persen. Sedangkan pada semester kedua mengalami penurunan.
Tiap tahunnya, pria bertubuh subur ini menjelaskan, rata-rata operasi SAR yang dilaksanakan di wilayah Kaltimra di sekitar angka 57,6 kali operasi. "Dan tren 2017 menurun dibanding 2016," simpulnya.
Tingginya insiden di perairan, membuat pihaknya mengeluarkan imbauan kepada setiap pengguna jasa transportasi laut. Pertama untuk dapat menentukan rute arah pelayaran yang tepat dan tidak berlarut-larut. Kedua, mengatur betul-betul waktu kembali.
Ketiga, APD seperti pelampung wajib digunakan. Keempat, kenali wilayah tujuan berlayar guna menghindari wilayah asing dan tidak dikenal. "Dan terakhir waspada kondisi cuaca buruk yang terjadi belakangan waktu," jelas Octa.