Bisnis.com, SAMARINDA – Realisasi penyaluran kredit PT Bank Pembangunan Kaltim dan Kaltara (Bankaltimtara) pada tahun 2017 mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya. Pada Desember 2016, penyaluran kredit bank plat merah ini Rp 14,7 triliun, menurun pada akhir tahun 2017 hanya Rp 14,1 triliun.
“Terjadi penurunan kurang lebih Rp 600 miliar, tetapi kita tetap ada penyaluran kredit baru dengan setiap bulan angsuran yang mengembalikan kredit hampir Rp 120 miliar dari puluhan ribu debitur. Jadi, posisi penyaluran kredit masih bertahan di Rp 14 triliun dan tidak turun sampai ke Rp 12 triliun,” kata Kepala Sekretariat Bankaltimtara, Abdul Haris, Selasa (19/12/2017).
Menurut Abdul Haris, penurunan penyaluran kredit ini karena masih lambatnya pemulihan ekonomi Kaltim yang masih didominasi sektor pertambangan batubara. Hal ini berdampak kepada sektor pendukungnya.
“Kami hanya membiayai pendukung pertambangan batubara seperti transportasi dan penyaluran bahan bakar minyak. Selain itu, kondisi ekonomi saat ini, membuat para pengusaha masih berpikir pinjam uang untuk menambah jumlah barang karena volume penjualan belum tentu meningkat,” kata Haris.
Bankaltimtara berharap Pemerintah Provinsi Kaltim melakukan percepatan transformasi ekonomi yang sedang berjalan. Hal ini agar perekenomian Kaltim tak didominasi oleh pertambangan batubara. Sehingga, pemicu ekonomi Kaltim tumbuh karena belanja pemerintah.
“Harusnya pemicu utama ekonomi daerah itu, belanja pemerintah yang melaksanakan pembangunan. Karena dampak pembangunan itu kemana-mana. Misalkan, proyek infrastruktur pasti membutuhkan dukungan bahan bangunan, tenaga kerja untuk kontruksi yang berdampak ke ekonomi daerah,” kata Haris.
Baca Juga
Bankaltimtara dalam menyalurkan kredit sektor kontruksi pada tahun 2017 turun -6,8%. Pada Desember 2016 mencapai Rp 1,87 triliun turun menjadi pada akhir tahun 2017 hanya Rp 1,74 triliun. Saat ini, kredit sektor kontruksi di Kaltim, masih berharap dari belanja pemerintah.
“Belanja pemerintah untuk sektor kontruksi alami stagnan. Kami tidak tahu apa masalahnya. Dan, kami tetap menggiatkan menyalurkan kredit sesuai kebutuhan masyarakat. Dengan kondisi ekonomi seperti ini, kami hati-hati menyalurkan kredit memilih sektor-sektor mana saja bisa dibiayai. Kami juga sangat hati-hati biayai kredit di sektor berkaitan dengan komoditas batubara,” jelas Haris.