Bisnis.com, TARAKAN - Pelaku yang berada di dalam video teror yang viral di Tarakan, Kalimantan Utara (Kaltara) telah diamankan Densus 88, Kamis (17/5) sekira pukul 00.20 Wita. Diketahui, pelaku terduga teroris berinisial AS.
Kapolres Tarakan AKBP Yudhistira Midyawan menegaskan, sejak video terorisme atau ancaman viral pada Rabu (16/5) malam, dia langsung memerintahkan anggota melakukan penelusuran dan penangkapan untuk dimintai keterangan.
Dini hari itu juga, tim Densus 88 membawa pelaku terduga teroris yang berada di dalam video teror tersebut ke Mako Polres Tarakan.
"Setelah di Polres Tarakan, kami bantu untuk diborgol. Kami juga korek keterangan, ternyata AS tinggal di Jalan Mulawarman bersama ibunya," jelas Yudhistira saat melakukan konferensi pers di Mako Polres Tarakan, Kamis (17/5).
Usai dilakukan penangkapan, Polres Tarakan melakukan sterilisasi dan penggeledahan di rumah kontrakan pelaku terduga teroris di Jalan Mulawarman Gang Nunukan Sakti RT 54 sekira pukul 11.00 Wita. Saat penggeledahan, disaksikan ibu terduga teroris yang berinisial D.
"Kami amankan barang-barang yang berhubungan pada video tersebut. Seperti karpet, buku, 2 hp yang tidak nyala dengan 1 buah bendera," bebernya.
Baca Juga
Setelah penggeledahan, katanya, pihak kepolisian memanggil ibu terduga teroris dan saksi atau tetangganya untuk dimintai keterangan. Untuk terduga teroris telah dibawa tim Densus 88 untuk pengembangan lebih lanjut.
Untuk sementara ini, pihak kepolisian belum dapat memastikan jaringan terduga teroris yang telah diamankan.
Yudhistira membenarkan pelaku terduga teroris sempat menempuh pendidikan pondok pesantren di Jawa Timur (Jatim). Karena sakit, akhirnya pelaku terduga teroris ini pulang kembali ke Tarakan. Dan rencananya, usai Lebaran akan kembali mondok di Jatim.
"Pelaku sudah lama tinggal di Tarakan bersama ibunya. Sedangkan ayahnya sudah meninggal," urainya.
Sementara, aksi yang dilakukan terduga teroris ini tidak, menurut ibunya tidak tahu sama sekali. Malah, ibunya sempat bertanya kepada pihak kepolisian, apa yang sudah dilakukan anaknya.
"Ibunya malah bingung dan bertanya kepada kami masalah anaknya," cetusnya.
Dia menambahkan, "Kami belum bisa memastikan apakah terduga teroris ini terlibat dalam jaringan yang lain atau pun terkait dengan pelaku-pelaku teror yang punya sejarah. Nanti dari tim Densus 88 yang akan memeriksa lebih lanjut."