Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv

Capaian Pajak Kalimantan Timur dan Utara Tumbuh 10 Persen

Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Kalimantan Timur dan Utara, Samon Jaya mengatakan daerahnya memperoleh 91,41 persen dari target penerimaan pajak.
Jaffry Prabu Prakoso
Jaffry Prabu Prakoso - Bisnis.com 13 Februari 2020  |  15:00 WIB
Capaian Pajak Kalimantan Timur dan Utara Tumbuh 10 Persen
Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Kalimantan Timur dan Utara, Samon Jaya.

Bisnis.com, BALIKPAPAN - Realisasi penerimaan pajak tahun 2019 untuk wilayah Kalimantan Timur dan Utara tidak menutup target meski secara perolehan tumbuh dua digit.

Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Kalimantan Timur dan Utara, Samon Jaya mengatakan bahwa tahun lalu daerahnya memperoleh 91,41 persen dari target penerimaan pajak. Dibandingkan tahun 2018 tumbuh 10,81 persen.

"Target kami pada 2019 adalah Rp23,28 triliun akan tetapi tercapai Rp21,28 triliun. Realisasinya tumbuh dari Rp19,2 triliun jadi Rp21,3 triliun," katanya saat ditemui di ruangannya, Kamis (13/2/2020).

Samon menjelaskan bahwa berdasarkan data yang diperoleh, empat wilayah melewati capaian. Semuanya adalah Balikpapan Timur (120,30 persen), Tanjung Redeb (110,51 persen), Penajam (105,32 persen), dan Bontang (102,11 persen). Secara berurutan, mereka tumbuh 78,43 persen, 34,78 persen, 17,78 persen, dan 23,21 persen.

Sementara itu yang tidak mencapai target adalah Tenggarong 97,75 persen, Samarinda Ilir 95,36 persen, Tarakan 94,50 persen, Samarinda Ulu 90,86 persen, Balikpapan Timur 86,36 persen, dan Madya Balikpapan 75,63 persen.

Dari keenam wilayah tersebut, hanya Madya Balikpapan yang tidak tumbuh (-8,56). Tenggarong 10,54 persen, Samarinda Ilir 18,04 persen, Tarakan 5,60 persen, Samarinda Ulu 13,48 persen, Balikpapan Timur 7,55 persen

Penyebab Madya tidak tumbuh karena rata-rata perusahaan besar yang ada di sana adalah jasa tambang dan sawit. Tahun lalu harganya sedang tidak bagus sehingga berdampak pada penghasilan perusahaan.

"Kalau harga jelek kan keuntungan mereka kecil atau rugi. Kalau kecil kan bayarnya sedikit. Kalau rugi malah tidak bayar pajak," jelas Samon.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

kaltim
Editor : Miftahul Ulum

Artikel Terkait



Berita Lainnya

    Berita Terkini

    Terpopuler

    Banner E-paper
    back to top To top