Bisnis.com, SAMARINDA – Bank Indonesia Kalimantan Timur memproyeksikan pertumbuhan ekonomi kuartal IV/2021 akan tetap tumbuh positif, meski tidak sebesar kuartal III 2021.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kaltim Tutuk SH Cahyono menyatakan hal tersebut sangat bergantung dengan level Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang sangat berdampak pada pergerakan roda ekonomi di Kaltim.
Dia menambahkan, kinerja produksi batubara diperkirakan tetap tumbuh tinggi meskipun melambat dibandingkan kuartal sebelumnya karena kelangkaan alat berat untuk menunjang peningkatan produksi dan curah hujan yang masih tinggi.
“Kedua kita tahu memang ada pelonggaran mobilitas, karena [kasus] covid ini kan sudah mulai turun, tapi tidak bisa mengimbangi besarnya kontribusi batu bara yang tadi. Jadi memang domestiknya akan naik tapi harga batu baranya kan agak tertekan dikit,” ujarnya, Selasa (9/11/2021).
Sebagai informasi, sektor pertambangan masih memiliki share pertumbuhan ekonomi tertinggi di Kaltim dengan porsi 46,82 persen.
Sementara itu, kinerja industri pengolahan turut tertahan di kuartal III/2021 seiring melambatnya permintaan domestik dan ekspor.
Baca Juga
“Harga Crude Palm Oil (CPO) melambat ditengah permintaan yang kuat, terutama dari Tiongkok, Eropa, dan India,” terang Tutuk.
Sebelumnya, pertumbuhan ekonomi Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) tercatat tetap tumbuh positif sebesar 4,51 persen pada kuartal III/2021.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, Kaltim berada pada peringkat kedua terendah se Kalimantan, dimana posisi teratas diraih Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) yaitu sebesar 5,24 persen.
Kendati demikian, Kaltim menjadi penyumbang terbesar di Pulau Kalimantan yang mencapai 50,20 persen, sedangkan Kaltara hanya sebesar 7,87 persen.