Bisnis.com, BALIKPAPAN –– Subsektor pertambangan mencatatkan penambahan investasi terbesar di Provinsi Kalimantan Timur pada kuartal II/2022.
Pertambangan memberikan kontribusi realisasi investasi PMDN senilai Rp3,76 triliun atau 42,61 persen terhadap seluruh sektor usaha dan naik 8,91 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Berdasarkan sektor usaha, Industri Kimia Dasar, Barang Kimia dan Farmasi menjadi kontributor kedua terbesar dengan nilai Rp2,11 triliun atau 23,90 persen, diikuti Industri Makanan sebesar Rp1,16 triliun atau 13,21 persen.
“Secara keseluruhan terdapat sekitar 20 subsektor usaha yang berkontribusi terhadap nilai investasi PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri) pada kuartal II/2022,” ujar Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kaltim Puguh Harjanto, Senin (12/9/2022).
Untuk realisasi PMA (Penanaman Modal Asing), subsektor Pertambangan juga mendominasi dengan tambahan investasi sebesar US$97,27 Juta atau 42,76 persen dari keseluruhan realisasi PMA.
Sub sektor lain yang juga memberikan kontribusi cukup besar bagi investasi PMA adalah Tanaman Pangan, Perkebunan dan Peternakan yaitu sebesar US$46,44 Juta atau 20,42 persen dan subsektor Industri Makanan sebesar US$29,54 Juta atau 12,99 persen.
Secara keseluruhan, terdapat 17 subsektor usaha yang berkontribusi terhadap nilai investasi PMA pada kuartal II/2022.
Dari sisi penyerapan tenaga kerja, subsektor Pertambangan di Kaltim menyerap tenaga kerja Indonesia paling banyak yaitu 1.908 orang atau 36,90 persen dari total jumlah tenaga kerja Indonesia yang terserap melalui tambahan investasi PMDN.
Selanjutnya, subsektor Tanaman Pangan, Perkebunan dan Peternakan menyerap tenaga kerja Indonesia sebanyak 1.320 orang atau 25,23 persen dari total seluruh tenaga kerja Indonesia yang terserap. Sedangkan, sub sektor jasa lainnya menyerap tenaga kerja Indonesia sebanyak 807 orang atau 15,61 persen.
Selain itu, tenaga kerja Indonesia yang terserap melalui tambahan investasi PMA terdistribusi pada subsektor Tanaman Pangan, Perkebunan dan Peternakan paling banyak yaitu 4.089 orang atau 64,02 persen dari total pekerja.
Lebih lanjut, subsektor Pertambangan di urutan kedua dengan serapan tenaga kerja Indonesia sebanyak 1.106 orang atau mencapai 17,32 persen dan disusul penyerapan tenaga kerja dari subsektor Industri Mineral Non Logam Indonesia sebanyak 471 orang atau mencapai 7,37 persen dari total jumlah tenaga kerja Indonesia yang terserap.
Sebagai informasi, penyerapan tenaga kerja Indonesia paling besar terdapat di Kabupaten Kutai Kartanegara yaitu sebanyak 3.846 orang, disusul Kabupaten Kutai Timur sebanyak 1.019 orang dan Kabupaten Berau sebanyak 627 orang.
Adapun, total penyerapan tenaga kerja asing sebanyak 161 orang. Total penyerapan tenaga kerja Indonesia dan Asing selama periode kuartal II/2022 ini sebanyak 6.548 orang.