Bisnis.com, BALIKPAPAN — PT Surya Biru Murni Acetylene Tbk (SBMA) telah menyiapkan diri untuk merambah pasar yang lebih luas pasca commercial start up Air Separation Plant (ASP), Selasa (27/6/2023).
Direktur Operasional SBMA Iwan Sanyoto, menjelaskan pabrik baru ini berhasil beroperasi dengan kapasitas yang melebihi ekspektasi awal, membuka jalan bagi peningkatan penjualan dan penjangkauan pasar baru.
"Setelah proses commissioning berjalan dengan lancar, kami dapat beroperasi dengan desain kapasitas yang melebihi 110 persen, artinya pabrik dapat berjalan lebih efisien daripada yang direncanakan," ujarnya kepada awak media, Selasa (27/6/2023).
Dia menambahkan bahwa kapasitas produksi mereka mencapai 50 ton per hari untuk oksigen dan nitrogen.
Iwan mengungkapkan bahwa kelebihan produksi ini diharapkan mampu mengantisipasi peningkatan permintaan dari berbagai sektor industri, termasuk pertambangan, petrokimia, dan minyak dan gas, yang sering membutuhkan oksigen dan asetilen.
"Yang paling menggembirakan bagi para investor adalah pabrik ini beroperasi dengan efisiensi sekitar 60 persen lebih tinggi daripada pabrik sebelumnya, sehingga memberikan margin keuntungan [yang besar] bagi kami," ungkapnya.
Baca Juga
Pabrik yang memproduksi nitrogen dan oksigen, akan menjadi fokus penjualan besar-besara SBMA di tahun ini dan tahun depan. "Kami sangat optimis karena pasar masih memiliki potensi yang besar," ujarnya.
Mengenai kemungkinan perluasan pasar ke wilayah Ibu Kota Negara (IKN), Sanyoto menjelaskan tentu IKN memiliki kebutuhan gas yang cukup tinggi. Dia menuturkan SBMA dapat menyediakan produk gas di sana, termasuk sebagai salah satu pemasok utama bagi proyek konstruksi di kilang Pertamina.
“IKN jelas ya kan otomatis mereka juga banyak kebutuhan gas dan kita menjadi salah satu pemasok utama lah untuk project dikilang. Nanti memakai produk nitrogen untuk untuk nyuci (purging) pipa sebelum diisi minyak ya, minyak kan mudah terbakar itu harus di cuci dulu, itu kita bisa menyiapkan produknya,” pungkasnya.
Sebagai informasi, proyek pengembangan pabrik dengan unit air separation plant (ASP) ini ditargetkan terjadi peningkatan produksi oxygen dan nitrogen dengan total investasi sebesar Rp39 miliar, dimana Rp18 miliar berasal dari dana IPO.