Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pesona Cokelat Berau, Buah Kebijakan Perhutanan Sosial Berkelanjutan

Kabupaten Berau mulai memprioritaskan perhutanan sosial sebagai strategi utama konservasi hutan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Biji kakao/Istimewa
Biji kakao/Istimewa

Bisnis.com, BALIKPAPAN – Kabupaten Berau mulai memprioritaskan perhutanan sosial sebagai strategi utama konservasi hutan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. 

Wilayah yang dahulu lekat dengan isu deforestasi di Kalimantan Timur ini diklaim mulai berbalik arah dari paradigma pembangunan berbasis eksploitasi hutan menjadi model yang lebih berkelanjutan.

Bupati Berau Sri Juniarsih menyatakan terdapat perubahan fundamental dalam pendekatan pembangunan di wilayahnya yang 75% dari total 2,2 juta hektar luas daratannya merupakan hutan alam ini.

"Pemerintah Daerah dan masyarakat Kabupaten Berau, Kalimantan Timur terus berupaya menekan laju deforestasi hutan alam di wilayahnya. Salah satu upaya yang dilakukan yaitu melalui perhutanan sosial, yang memungkinkan masyarakat mengelola hutan dengan cara-cara berkelanjutan dan meningkatkan kesejahteraan mereka," kata Sri Juniarsih dalam keterangan resmi, Kamis (13/3/2025). 

Sri menyebut telah merampungkan dokumen Pembangunan Kawasan Terintegrasi (Integrated Area Development/IAD) dan menjadi pionir di Kalimantan Timur. 

Dokumen ini menjadi panduan dalam mengoptimalkan pemanfaatan 98.000 hektare lahan perhutanan sosial di Berau. 

Konsep IAD ini menjamin bahwa kekayaan alam hutan tidak hanya dilindungi, tetapi juga menjadi berkah berkelanjutan bagi masyarakat lokal. 

Dia mencontohkan, budidaya kakao di tingkat kampung sebagai salah satu implementasi nyata. "Kakao rakyat Berau bahkan berpotensi menembus pasar nasional," ujar Sri.

Senada, Kepala Dinas Perkebunan Kabupaten Berau Lita Handini memaparkan strategi komprehensif dalam mendorong pengembangan kakao, seperti menggandeng multipihak, pemetaan dan pengembangan kawasan kakao, peningkatan produksi, sampai dengan peningkatan kualitas biji kakao. 

"Kita juga memberikan fasilitas permodalan dan pemasaran melalui sistem kemitraan, hilirisasi produk kakao, promosi, dan yang terpenting yaitu memberikan pendampingan yang lebih intensif terhadap petani," paparnya.

Salah satu sentra perkebunan kakao lestari di Berau, yaitu Kampung Merasa, menjadi bukti nyata keberhasilan pendekatan ini. Sebagaimana diketahui, usaha perkebunan kakao ini sudah ada sejak tahun 1980an.  

Irmaya Banaweng, petani kakao dari Kampung Merasa, menyebutkan peran Pelatihan Internal Controlling System (ICS) Kakao yang diinisiasi Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) telah membuka pengetahuan lebih dalam tentang seluk-beluk pasar kakao, mulai dari kualitas hingga harga. 

"YKAN membuat kegiatan Pelatihan Internal Controlling System (ICS) Kakao. ICS memberikan banyak informasi kepada warga mengenai jenis dan kualitas kakao di pasar mulai dari yang termurah biji kakao basah, kemudian biji kakao kering asalan, dan yang termahal dan paling banyak dicari yaitu biji kakao fermentasi,” sebutnya.

Pelatihan ini, lanjut Irmaya, tidak hanya berhenti pada budidaya, tetapi juga merambah pengolahan biji kakao fermentasi menjadi produk turunan yang dikelola oleh kelompok perempuan Kampung Merasa.

"Kami, para petani, juga dibantu menyusun standar budidaya agar kualitas kakao kami bisa bersaing di kancah pasar premium," katanya.

Pada 2021, kakao Merasa diakui sebagai salah satu dari delapan kakao fermentasi berkarakter unik dalam seleksi nasional menuju Cocoa of Excellence di Paris, Prancis.

Dua tahun berselang, sinergi apik terjalin dengan Pipiltin Cocoa, artisan cokelat premium Indonesia yang melahirkan Single Origin Cokelat Kampung Merasa 74%. 

Selanjutnya, produk turunan kakao fermentasi Kampung Merasa kini merambah kedai-kedai di ibu kota kabupaten dan menjadi buah tangan favorit wisatawan.

Sementara itu, Co-Founder Pipiltin Cocoa Irvan Helmi menegaskan momentum positif bagi pengembangan kakao Berau. 

"Harga kakao saat ini sedang mencapai rekor tertinggi. Ini bisa menjadi momentum yang baik untuk terus meningkatkan kualitas kakao di Berau, agar petani juga semakin sejahtera," ucapnya.

Adapun, Direktur Eksekutif YKAN, Herlina Hartanto, menekankan bahwa Kampung Merasa adalah representasi konkret dari harmoni antara konservasi alam dan peningkatan taraf hidup masyarakat. 

"Melalui perhutanan sosial, kami mendampingi desa-desa dalam memetakan potensi yang mereka miliki. Selanjutnya, mereka kami dampingi dalam mengembangkan sumber mata pencaharian yang ramah dengan alam sehingga kesejahteraan terpenuhi dan alam tetap lestari," pungkasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper