Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Antisipasi Kenaikan Harga Bahan Pangan, Ini yang Perlu Dilakukan Kalbar

Kepala BI Perwakilan Kalbar Dwi Suslamanto mengatakan, strategi jangka panjang itu perlu dilakukan oleh pemerintah daerah karena tidak bisa selamanya untuk mengantisipasi kenaikan harga komoditas dengan menggelar operasi pasar saja.
Ilustrasi/Antara
Ilustrasi/Antara
Bisnis.com, PONTIANAK – Bank Indonesia berharap pemerintah daerah di Kalimantan Barat memiliki kluster komoditas sebagai strategi jangka panjang untuk mengantisipasi kenaikan harga komoditas bahan makanan yang rawan naik pada masa Ramadan dan jelang Lebaran untuk tahun ini.
 
Kepala BI Perwakilan Kalbar Dwi Suslamanto mengatakan, strategi jangka panjang itu perlu dilakukan oleh  pemerintah daerah karena tidak bisa selamanya untuk mengantisipasi kenaikan harga komoditas dengan menggelar operasi pasar saja.
 
“Tidak bisa jangka pendek dengan operasi pasar terus, kami bagian TPID (Tim Pengendali Inflasi Daerah) terus mendorong dinas terkait untuk membuat kluster pangan,” kata Dwi kepada Bisnis, akhir pekan lalu.
 
Dia berharap, dengan kluster pangan di provinsi ini bisa menekan biaya produksi tetap rendah dan tidak menimbulkan harga komoditas yang tinggi. Kluster diperlukan supaya Kalbar mempunyai sentra komoditas tidak tergantung terus menerus dari daerah lain.
 
Menurutnya, berdasarkan historis 3 tahun terakhir setiap jelang Ramadan membuat harga naik dan berpengaruh terhadap risiko inflasi sehingga patut diwaspadai seperti komoditas sawi hijau, ikan kembung, udang basah, ikan tongkol, kacang panjang dan beras. Tentunya, lanjut dia, perlu diwaspadai pula telor dan daging ayam ras.
 
“Untuk jangka pendek, operasi pasar harus tepat tempat dan waktu. Operasi pasar selama ini tidak tepat keduanya itu yang penting operasi pasar. Selain itu, pemerintah harus memastikan distribusi barang lancar.”
 
Supaya distribusi lancar, pemerintah diminta mengecek gudang dan pasar untuk memastikan kondisi stok dan harga bahan pangan dan ekspektasi masyarakat dengan penyebarluasan pasar pendamping di dekat pasar tradisional utama. 
 
Wakil Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono mengutarakan, sudah memulai langkah menjajaki lokasi-lokasi penghasil komoditas seperti bawang merah, cabai merah, telur dan daging ayam ras untuk memenuhi stok pasar jelang Ramadan.
 
“Untuk mengendalikan disparitas harga tidak timpang, kami cari tanaman dan telur yang sudah dipanen. Jadi saat Ramadan nanti paling normal harga komoditas naik sekitar 1%-5% saja supaya harga tidak terlalu bergejolak,” ujarnya.
 
Pemkot Pontianak, menurut Edi, tetap melakukan operasi pasar supaya menjaga komoditas yang dikonsumsi masyarakat Kota Pontianak terjamin mutunya, tidak berformalin dan bebas penyakit.
 
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Yoseph Pencawan

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper