Bisnis.com, BANJARMASIN - Komisi III Bidang Pembangunan dan Infrastruktur DPRD Kalimantan Selatan (Kalsel) yang juga membidangi perhubungan mengharapkan, agar pembangunan jalan akses Bandara Sjamsudin Noor Banjarmasin tuntas dalam tahun anggaran 2020.
Sekretaris Komisi III DPRD Kalsel H Gusti Abidinsyah S.Sos MM mengemukakan harapan tersebut, usai pertemuan atau rapat kerja komisinya dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) provinsi setempat di Banjarmasin, Senin (9/12/2019).
"Dari keterangan Dinas PUPR Kalsel pada jalan akses Bandara Sjamsudin Noor yang berkedudukan di wilayah Kota Banjarbaru itu ada tiga titik yang belum bisa pelebaran. Tetapi secara umum bisa fungsional," kutip wakil rakyat dari Partai Demokrat tersebut.
"Untuk menuntaskan pembangunan jalan akses Bandara Sjamsudin Noor (sekitar 27 kilometer utara Banjarmasin) itu pada tahun anggaran 2020," lanjut wakil rakyat asal daerah pemilihan Kalsel II/Kabupaten Banjar tersebut mengutip keterangan Dinas PUPR setempat.
Ia berharap, walau pembangunan jalan akses Bandara Sjamsudin Noor tersebut belum tuntas tidak membuat peresmian pengoperasian sarasa dan prasarana perhubungan udara itu tertunda.
"Kita berharap Bandara Internasional Sjamsudin Noor yang menjadi kebanggaan masyarakat Kalsel segera operasional, sehingga lebih memudahkan hubungan dan akses investasi," demikian Abidinsyah.
Baca Juga
Pada kesempatan terpisah, Kepala Dinas PUPR Kalsel Roy Rizali Anwar mengaku, lebar jalan akses Bandara Sjamsudin Noor itu rata-rata baru tujuh meter, dan tahun anggaran 2020 pelebaran menjadi 16 meter.
Mengenai jalan akses Bandara Sjamsudin Noor yang belum bisa pelebaran, dia mengatakan, hal tersebut karena faktor pembebasan lahan. "Tetapi insya Allah 2020 pembebasan lahan itu terselesaikan," tegasnya.
Jalan akses Bandara Sjamsudin Noor itu dari arah Banjarmasin masuk Jalan Syarkawi (mantan Gubernur Kalsel) atau dekat Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Sambang Lihum sekitar 22 kilometer.
Sementara jalan akses Bandara Sjamsudin Noor dari arah Banjarbaru melalui Balai Penelitian Pertanian (Balitan) lebih kurang delapan kilometer, demikian Roy.