Bisnis.com, BALIKPAPAN- Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat (Pemprov Kalbar) membeberkan sejumlah perkembangan ekonomi terkini dalam rangka menuju pemulihan ekonomi.
Sekretaris Daerah Provinsi Kalbar Harisson menyatakan pertumbuhan ekonomi di Kalbar mengindikasikan keberhasilan pemulihan ekonomi dengan tercatat sebesar 4,05 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) pada kuartal I/2022.
Dia melanjutkan, menurunnya rata-rata produksi komoditas unggulan pada kuartal I/2022 dibandingkan kuartal sebelumnya membuat ekonomi Kalbar sempat terkontraksi 0,36 persen.
“Dan pada tahun 2021 pertumbuhan ekonomi di Kalbar menduduki peringkat 6 nasional,” ujarnya yang dikutip, Kamis (14/7/2022).
Harisson mengungkapkan bahwa dalam perdagangan luar negeri, tujuan ekspor utama Kalbar adalah Tiongkok dengan persentase mencapai 36 persen, disusul oleh Malaysia dan India.
“Ekspor Kalimantan Barat masih didominasi produk komoditi utama berupa Bauksit, CPO, Karet, Kayu, dan umumnya merupakan bahan setengah jadi,” ungkapnya.
Dia menjelaskan, pembiayaan UMKM Kalimantan Barat menunjukkan peningkatan pertumbuhan dan perbaikan kualitas kredit.
Pembiayaan sektor UMKM pada kuartal I/2022 di Kalimantan Barat tercatat sebesar Rp24,16 triliun atau tumbuh 9,36 persen (y-o-y) jika dibandingkan dengan kuartal sebelumnya yang hanya sebesar 6,05 persen (y-o-y).
“Dan pangsa pembiayaan UMKM meningkat menjadi 28,27 persen jika dibandingkan kuartal sebelumnya sebesar 28,04 persen.
Kemudian, Harisson menyebutkan Kalbar memiliki 745 objek daya tarik wisata dengan 70 destinasi wisata unggulan yang telah ditetapkan oleh Surat Keputusan Gubernur Kalbar dan ditetapkannya Pengembangan Desa Wisata di Kalimantan Barat Tahun 2021-2023 sebanyak 20 Desa Wisata.
Adapun, dia menuturkan bahwa Pemprov Kalbar berupaya menjaga iklim investasi dengan menyiapkan SDM yang kompeten sesuai kebutuhan industri saat ini yaitu pengembangan program pendidikan dan pelatihan vokasi SMK dan Politeknik.
“Selain itu, dengan pengoptimalan infrastruktur jalan tol, kereta api, pelabuhan, dan bandara, yang akan menghubungkan pusat-pusat perekonomian seperti pusat produksi, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), industri kecil dan pariwisata,” pungkasnya.