Bisnis.com, BALIKPAPAN – Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkap bahwa nilai ekspor Kalimantan Timur (Kaltim) tergerus hingga mencapai US$1,67 miliar pada Januari 2025.
Kepala BPS Provinsi Kalimantan Timur Yusniar Juliana menyatakan geliat perdagangan internasional, baik ekspor maupun impor harus terkontraksi signifikan pada awal tahun.
“Penurunan nilai ekspor disebabkan karena turunnya nilai ekspor migas dan nonmigas masing masing sebesar 45,09% dan 28,43%,” ujarnya dalam keterangan resmi, Minggu (9/3/2025).
Lesunya ekspor Kaltim diawal mencatatkan penurunan sebesar 30,61% jika dibandingkan dengan capaian Desember 2024 (month to month/mtm).
Ironisnya, penurunan ekspor migas ini terjadi justru saat ekspor hasil minyak mengalami kenaikan tipis sebesar 0,54%.
Baca Juga
Namun, kenaikan ini tidak mampu menutupi penurunan tajam pada ekspor gas yang ambles hingga 68,79%.
Begitu pula, impor daerah juga mengalami penyusutan, meski tidak sedalam ekspor.
Impor Januari 2025 tercatat sebesar US$390,48 juta, atau merosot 24,75% dari bulan sebelumnya.
Impor migas dan nonmigas juga sama-sama mencatatkan tren penurunan. Impor migas terkoreksi 28,73% menjadi US$279,06 juta, sementara impor nonmigas menyusut 12,50% dengan nilai US$111,42 juta.
Menariknya, penurunan impor migas ini terjadi kendati impor minyak mentah justru meningkat sebesar 13,07%.
Namun, seperti halnya ekspor, peningkatan impor minyak mentah ini tidak mampu mengimbangi penurunan pada komponen impor migas lainnya.
Dari komposisi ekspor nonmigas, golongan barang bahan bakar mineral masih menjadi penyumbang utama dengan kontribusi 84,98%, meski mengalami penurunan nilai ekspor terdalam sebesar 24,32%.
Sebaliknya, golongan barang besi dan baja justru mencatatkan kenaikan ekspor sebesar US$11,87 juta, setelah nihil ekspor pada Desember 2024.
Selain itu, komoditas mesin dan perlengkapan elektrik serta bahan kimia organik juga mencatatkan peningkatan nilai ekspor yang cukup signifikan.
Dari sisi negara tujuan ekspor nonmigas, China masih menjadi pasar utama dengan pangsa 33,97%, disusul India dan Filipina.
Kinerja Impor
Adapun, impor nonmigas Kaltim didominasi oleh Malaysia, China, dan Britania Raya sebagai negara asal barang.
Apabila mengerucut pada sektornya, pertambangan masih menjadi andalan ekspor Kaltim dengan kontribusi 76,17%, diikuti sektor industri dan migas.
Secara geografis, Pelabuhan Balikpapan masih menjadi pintu gerbang utama ekspor Kalimantan Timur dengan kontribusi 27,79%, diikuti Pelabuhan Samarinda dan Tanjung Bara.
Untuk impor, Pelabuhan Balikpapan turut mendominasi sebagai pelabuhan bongkar utama dengan pangsa 80,42%.
Adapun, Yusniar menuturkan kondisi perdagangan yang kurang menggembirakan ini masih membuat neraca perdagangan Benua Etam surplus sebesar US$1,28 miliar.
Surplus ini ditopang oleh neraca perdagangan nonmigas yang mencapai US$1,39 miliar, meskipun neraca perdagangan migas justru mengalami defisit sebesar US$105,15 juta.