Bisnis.com, BALIKPAPAN – Titik terang mulai muncul terkait nasib Jembatan Mahakam 1 Samarinda pasca insiden penabrakan oleh tongkang pada 16 Februari lalu.
Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Kalimantan Timur (Kaltim), bersama Komisi Keamanan Jembatan dan Terowongan Jalan (KKJTJ), telah merampungkan serangkaian pengujian komprehensif, dan secara indikatif menyatakan bahwa jembatan ikonik tersebut masih dalam kondisi cukup tegar.
Kendati demikian, keputusan final mengenai kelayakan operasional dan waktu pembukaan kembali jembatan kini berada di tangan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltim, menunggu laporan evaluasi resmi yang dijadwalkan rilis Kamis (6/3/2025).
Pengujian yang meliputi pengukuran geometrik dan pengujian dinamis beban, dilakukan secara intensif oleh tim gabungan BBPJN dan KKJTJ.
Anggota KKJTJ, Priyo Probo menyatakan fokus pengujian terpusat pada bentang 60 meter dan 100 meter Jembatan Mahakam 1, sebagai area yang diindikasikan paling terdampak akibat insiden tabrakan.
“Data-data dari pengujian ini telah terkumpul dan akan segera kita evaluasi secara mendalam bersama tim ahli,” ujarnya di Samarinda, Selasa (4/2/2025).
Baca Juga
Namun, Priyo menyatakan kondisi Jembatan Mahakam 1, yang telah berusia 37 tahun secara umum masih tergolong baik, meski tercatat mengalami 22 kali insiden penabrakan sepanjang sejarah berdirinya.
Lebih lanjut, Probo menjelaskan bahwa pengujian dinamis beban, yang dilakukan pada jembatan sepanjang 411 meter ini, bertujuan untuk mengukur tingkat ketegaran struktur.
“Kita mengukur frekuensi dari jembatan ini, kalau frekuensinya dibandingkan jembatan baru masih kaku, artinya jembatan ini masih tegar,” jelasnya.
Senada, Kepala BBPJN Kaltim Hendro Satrio mengungkapkan bahwa pengujian yang memerlukan penutupan jembatan telah selesai hari ini.
“Sehingga, secara teknis, jembatan dapat dilalui kembali setelah ada imbauan resmi dari perangkat daerah terkait. Kami harapkan, sore ini jembatan sudah bisa dibuka kembali,” ungkapnya.
Sebagaimana diketahui, BBPJN dan KKJTJ menggunakan truk roda 6 sebagai simulasi beban untuk menguji ketahanan jembatan pasca insiden tabrakan. Hendro merinci, pengujian hari ini merupakan kelanjutan dari pemeriksaan sebelumnya.
“Kemarin kita fokus pada pengukuran geometrik bangunan bawah jembatan. Hari ini, setelah penutupan, kita lakukan pengukuran geometrik atas dan uji beban dinamis. Di bentang 100 meter, beban truk 10 ton kita jalankan dan hentakkan, demikian pula di bentang 60 meter,” paparnya.
Untuk memastikan objektivitas dan akurasi, BBPJN dan KKJTJ turut melibatkan dua profesor ahli jembatan dalam proses pemeriksaan ini.
Sementara itu, Gubernur Kalimantan Timur Rudy Mas’ud menegaskan komitmennya untuk mengutamakan keselamatan publik dalam menyikapi insiden ini.
“Ekonomi itu bisa kita cari solusi, tapi nyawa tidak tergantikan. Prioritas utama adalah memastikan keselamatan semua pihak sebelum mengambil keputusan,” pungkasnya.