Bisnis.com, BALIKPAPAN – Wali Kota Balikpapan Rahmad Mas'ud dengan tegas membantah tuduhan berlibur ke London di tengah krisis kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) yang melanda kotanya beberapa waktu lali.
Rahmad menegaskan, keberangkatannya ke Inggris murni untuk mendampingi anaknya yang akan menempuh pendidikan di Kaplan International College, London.
"Perlu saya luruskan dengan tegas, keberangkatan saya ke London bukanlah untuk berlibur. Ini adalah kewajiban saya sebagai ayah untuk mendampingi anak yang masih berusia 18 tahun dalam mengurus pendidikannya di luar negeri," ujarnya dalam keterangan resmi, Sabtu (24/5/2025).
Sebagaimana diketahui, kontroversi ini bermula dari kritik anggota Komisi VI DPR RI, Mufti Anam, yang menuding kepala daerah di Kota Minyak ini berpergian untuk bersenang-senang ketika rakyatnya tengah menghadapi kesulitan memperoleh BBM.
Rahmad menepis bahwa , perjalanannya telah mengantongi izin resmi dari otoritas berwenang.
Surat persetujuan dengan perihal "Persetujuan Keluar Negeri dengan Alasan Penting" telah diterbitkan oleh Kementerian Dalam Negeri setelah mendapat rekomendasi dari Gubernur Kalimantan Timur.
Baca Juga
Lebih lanjut, Rahmad menjelaskan regulasi pemerintah Inggris mengharuskan pendampingan orang tua bagi mahasiswa berusia di bawah 18 tahun.
"Aturan pemerintah London, jiak anak 18 tahun ke bawah itu harus didampingi orang tua, makanya saya berangkat ke sana. Dan keberangkatan itupun sudah bermohon dengan Mendagri,” jelasnya.
Rahmad mengklaim, timeline kejadian menunjukkan adanya perbedaan waktu yang mencolok antara keberangkatan dengan munculnya krisis BBM.
Dia menyebutkan, tiba di London pada Selasa, 13 Mei 2025, sementara kelangkaan BBM baru terjadi pada Sabtu, 17 Mei 2025.
Menurutnya, saat itu belum ada indikasi masalah BBM di Balikpapan, dan krisis baru muncul empat hari kemudian dimana dirinya langsung mengambil langkah responsif.
Kemudian, dia menyampaikan permasalahan yang terjadi bukanlah kelangkaan dalam arti sesungguhnya, melainkan gangguan pada sistem distribusi.
"Mari kita bedakan antara kelangkaan dan keterlambatan distribusi. Stok tersedia, tetapi jalur distribusi mengalami hambatan," terangnya.
Rahmad melanjutkan, saat kabar krisis BBM sampai ke telinganya, dia langsung memutuskan untuk segera terbang kembali ke Tanah Air, Minggu, 18 Mei 2025, meski urusan akademik anaknya belum tuntas.
“Saya juga terus berkomunikasi dengan GM Patra Niaga, kenapa ada permasalahan warga saya susah dapat BBM?’ Saya komunikasi terus. Malamnya itu saya komunikasi dan saya ultimatum Pertamina, jam berapapun hari Senin (19/5/2025) malam harus di-drop BBM jenis pertamax di beberapa SPBU di Kota Balikpapan,” tegasnya.
Berkat koordinasi yang sistematis, krisis dapat teratasi dalam hitungan jam. Pertamina mengambil stok BBM dari Samarinda untuk menutupi kekurangan di Balikpapan.
Adapun, dia menuturkan Selasa (20/5) dini hari, pasokan BBM telah kembali normal di seluruh SPBU kota.
"Alhamdulillah, masalah dapat diselesaikan dengan cepat berkat kerja sama semua pihak," pungkasnya.